Rabu, 20 Mei 2009

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).


Selasa, 12 Mei 2009




Sumber : Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001; The Visual Dictionary of Graphic Design, Gavin Amborse & Paul Harris, London 2006.

http://www.tipsdesain.com/sejarah.html

Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.

Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.

Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perkembangan desain grafis. Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan pada tahun 1447 dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
1851, The Great Exhibition

Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei hingga Oktober 1851,pada saat Revolusi industri. Pameran besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam bangunan berupa struktur besi-tuang dan kaca, sering disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang oleh Joseph Paxton.
1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec

Pelukis post-Impressionist dan ilustrator art nouveau Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia. Walaupun lithography ditemukan di Austria oleh Alois Senefelder pada tahun 1796, Toulouse-Lautrec membantu tercapainya peleburan industri dan seni.
1910, Modernisme

Modernisme terbentuk oleh urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah dogma yang menjadi nafas desain modern adalah “Form follow Function” yang di lontarkan oleh Louis Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme adalah mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ´bahasa mesin´, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan ´estetika mesin´
1916, Dadaisme

Suatu pergerakan seni dan kesusasteraan (1916-23) yang dikembangkan mengikuti masa Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan suatu kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional dan bentuk estetik. Dadaism membawa gagasan baru, arah dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya adalah ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis dan anarki, dan penolakan terhadap hukum keindahan.
1916, De Stijl

Gaya yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris. Gambar dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang oleh Gerrit Rietveld.
1918, Constructivism

Suatu pergerakan seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai oleh penggunaan metoda industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism Rusia berpengaruh pada pandangan moderen melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris. Gamabr dibawah adalah model dari Menara Tatlin, suatu monumen untuk Komunis Internasional.
1919, Bauhaus

Bauhaus dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu pendekatan segar untuk mendisain mengikuti Perang Duni Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi bukannya hiasan.
1928-1930, Gill Sans

Tipograper Eric Gill belajar pada Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf Underground ke dalam Gill Sans. Gill Sans adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan proporsi klasik dan karakteristik geometris lemah gemulai yang memberinya suatu kemampuan beraneka ragam (great versatility).
1931, Harry Beck

Perancang grafis Harry Back ( 1903-1974) menciptakan peta bawah tanah London (London Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan abstrak yang mengandung sedikit hubungan ke skala fisik. Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain dan di mana harus berganti kereta.
1950s, International Style

International atau Swiss style didasarkan pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti De Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid, prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans serif menjadi aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada ungkapan pribadi.
1951, Helvetica

Diciptakan oleh Max Miedinger seorang perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan bersih, tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada huruf Akzidenz-Grotesk. Pada awalnya disebut Hass Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model ketebalan dan Neue Helvetica mempunyai 51 model.
1960s, Psychedelia and Pop Art

Kultur yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni abstrak. Gambar dibawah adalah sebuah poster karya Milton Glaser yang menonjolkan gaya siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.
1984, Émigré

Majalah disain grafis Amerika, Émigré adalah publikasi pertama untuk menggunakan komputer Macintosh, dan mempengaruhi perancang grafis untuk beralih ke desktop publishing ( DTP). Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk eksperimen tipografi.

Kamis, 07 Mei 2009

Metode Dramatisasi Ilustrasi pada Iklan sebagai Wacana Budaya Kontemporer

ABSTRAK
Ilustrasi dipakai sebagai elemen tak terpisahkan dalam iklan karena alasan daya tarik dapat mempengaruhi khalayak, dan dapat menyampaikan pesan secara akurat. Dramatisasi pada ilustrasi iklan merupakan hal yang biasa digunakan pada gaya pendekatan beriklan, sebagai bagian dari proses akselerasi pemahaman produk. Dramatisasi ilustrasi dalam perkembangannya dapat menimbulkan pemahaman sebagai bagian dari kreativitas atau sebagai aplikasi dari budaya kontemporer, sehingga esensinya justru dapat menimbulkan bias yang bertolak belakang dengan budaya normatif.

Kata kunci: ilustrasi iklan, dramatisasi, budaya kontemporer.

ABSTRACT
Illustrations are an inseparable element in advertising, due to its attraction towards the public eye, and may be used to communicate accurate messages. Dramatization in advertisement illustrations are a normal procedure in advertisement style approaches, as an essential part of accelerated understanding of the product. Illustration dramatization in its development may encourage understanding as an element of creativity, or as an application of contemporary culture, therefore may produce a biased perspective that contradicts normative culture.

Keywords: dramatization in advertisement illustration, contemporary culture.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Download > Metode Dramatisasi Ilustrasi pada Iklan sebagai Wacana Budaya Kontemporer

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sumber: Desa Informasi > Pusat Penelitian (Research Centre) Petra Christian University

“Desa Informasi” or “Information Village” is the name adopted for the Local eContent (digital information resources with local flavor) development project being carried out in Petra Christian University Library.

“Desa Informasi” can also play an important role in preserving (at least) digitally local historical and cultural heritage, thus preserving the collective memory of a local society.

All Local eContent collections are available for everyone through the Internet for free. Some Local eContent collections are currently available in “Desa Informasi,” such as Surabaya Memory, Digital Theses, eDIMENSI, Petra@rt Gallery, Petra iPoster, and Petra Chronicle.

•••




Selasa, 05 Mei 2009

Desain Grafis

Grafic DesignDesain grafis dapat diartikan sebagai proses pemikiran yang diwujudkan dalam gambar. Dimana gambar tersebut harus dapat menarik perhatian, enak dipandang, serta pesan inti dari yang ingin disampaikan dapat dipahamai sasaran. Adapun contoh beberapa bidang garapan desain grafis adalah sebagai berikut :

Desain cover buku, layout halaman, Cover CD, brosur, inerface, kartu undangan, kartu nama, sign system, logo, web design, animasi, packaging/kemasan, ilustrasi, game, modeller 3D, foto digital, iklan dan masih banyak lagi.

Langkah terbaik jika ingin mendalami desain grafis adalah dengan melalui jalur perguruan tinggi. Akan tetapi siapapun dapat mempelajari desain grafis asal memiliki kemauan, keyakinan, dan ketekunan. Weblog ini secara ringkas mengenalkan sebagian kecil dari dunia desain grafis yang penuh cita rasa akan seni.

Desain adalah proses, cara, dan perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan grafis adalah goresan yang berupa titik atau garis yang berhubungan dengan cetak-mencetak.

Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara foto, angka, grafik, kata-kata, gambar yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan beberapa elemen-elemen desain grafis tersebut diatas, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, serta mengejutkan atau subversiv dan sesuatu yang mudah diingat. Ruang lingkup Desain grafis sangat bayak dikarenakan Desain Grafis merupakan cabang ilmu dari Senià Desain.

Seorang Desainer harus ditopang oleh minimal lima dimensi keilmuan: [1] Wawasan Teknologi, [2] Wawasan Sains, [3] Wawasan Seni [4] Wawasan Sosial dan Budaya, [5] Wawasan Filsafat dan Etika

Salah satu elemen desain grafis adalah huruf atau font. font menjadi sangat penting digunakan karena mewakili isi dan maksud yang akan disampaikan oleh pemberi pesan. dengan font tersebut desainer dapat menuangkan pesan yang ingin disampaikan.Agar pesan dapat sampai dengan lebih efektif kepada pembaca pesan maka perlu diperhatikan pemilihan jenis font yang tepat dengan isi pesan yang ingin disampaikan. hal ini sangat penting karena font yang dipilih dapat mewakili atau menggambarkan isi pesan yang disampaikan.

Tersedia banyak sekali font yang bisa anda pilih untuk mewakili karakter pesan. anda dapat mengunjungi alamat website/blog/situs penyedia font di bawah http://www.redsun.com atau http://www.fontface.com dan http://www.fontframe.com . Perlu pemilihan font atau huruf yang cermat agar desain anda bisa benar-benar harmonis antara pemilihan kata dengan pesan yang ingin disampaikan. jangan sampai karena anda suka dengan font tertentu kemudian asal pakai pada setiap desain anda, tidak baik untuk kesehatan mata dan sebagainya.

Selamat Berkarya !

Yang terpenting dari desain grafis

Yang terpenting dari desain grafisTidak ada penilaian benar atau salah secara mutlak dalam desain grafis, karena ini adalah dunia yang 'relatif' dan penuh dengan 'cita rasa' yang ada hanyalah penilaian cocok atau tidak cocok, dan tepat atau tidak tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat desain grafis adalah:

1. Inti dari publikasi ada pada pesannya. Seni hanya pemanis dan teknologi hanya alat bantu agar pembaca tertarik, bukannya malah menutupi keterbacaan pesan.

2. Susunan tata letak berdasar alur mata manusia, yaitu umumnya dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah. Buatlah mata pembaca seolah dituntun menelusuri alur tersebut.

3. Pelajari tipografi dan susunan huruf. Setiap huruf mempunyai karakter masing-masing yang hanya cocok dipakai untuk publikasi dengan karakter tertentu pula.

4. Pelajari psikologi warna. Warna juga memiliki sifat dan psikologi sendiri-sendiri.

5. Tonjolkan judul dan hal penting lainnya sebagai eye catcher, baik denagn cara membesarkan ukuran, memberi warna, maupun menempatkannya pada posisi yang paling mudah dibaca.

6. Hindari menggunakan efek-efek komputer yang tidak perlu seperti efek bayangan, emboss, dll. Efek yang tidak pada tempatnya justru akan membuat desain menjadi terlalu ramai, sulit dibaca dan menyebalkan.

7. Desain, teks, foto atau elemen grafis lainnya yang terlalu rapat/berdesak-desakan dapat mengurangi nilai estetis dan memberi kesan sesak. Berikan ruang yang proporsional di kanan, kiri, atas, dan bawah desain publikasi anda.

8. Hal terpenting dari desain grafis adalah komposisi. Komposisi desain harus diatur sesuai dengan prinsip-prinsip desain sebagai berikut:

a. Keseimbangan (Balance) Simetris, Asimetris, atau radial.
b. Irama (Rhythm) Normal, Mengalir, atau progresive (berproses).
c. Skala & Proportion Jauh/lepas, sedang, atau dekat/intim.
d. Fokus (Dominance) Hirarki atau Contras
e. Kesatuan (Unity) Kedekatan, keselarasan, Similirity & perataan.

Semoga Bermanfaat!

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
bantul, DIY, Indonesia
Aku tuh Bocah Ndesoo... yang sekarang lagi tinggal di kota jogja tuk cari Ilmu.